“MAKALAH
LANDASAN ILMU PENDIDIKAN”
PESERTA
DIDIK (NORMAL)
Dra.Rezkini
Alwin Batubara,MPd
Disusun
oleh:
Dwi
pusparini: 1201145034
PROGRAM
STUDY PENDIDIKAN BIOLOGI 1A
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PROF.DR HAMKA
JAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya
peserta didik, peserta didik merupakan komponen yang sangat penting dalam
sistem pendidikan, sebab seseorang tidak bisa dikatakan sebagai pendidik
apabila tidak ada yang di didiknya.
Peserta didik adalah orang yang memiliki potensi dasar, yang
perlu dikembangkan melalui pendidikan, baik secara fisik maupun psikis, baik
pendidikan itu di lingkungan keluarga, sekolah maupun di lingkungan masyarakat
dimana anak tersebut berada.
Sebagai peserta didik juga harus memahami hak dan
kewajibanya serta melaksanakanya. Hak adalah sesuatu yang harus diterima oleh
peserta didik, sedangkan kewajiaban adalah sesuatu yang wajib dilakukan atau
dilaksanakan oleh peserta didik.
Namun itu semua tidak terlepas dari keterlibatan pendidik,
karena seorang pendidik harus memahami dan memberikan pemahaman tentang
dimensi-dimensi yang terdapat didalam diri peserta didik terhadap peserta didik
itu sendiri, kalau seorang pendidik tidak mengetahui dimensi-dimensi tersebut,
maka potensi yang dimiliki oleh peserta didik tersebut akan sulit dikembangkan,
dan peserta didikpun juga mengenali potensinya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Peserta Didik
Secara etimologi peserta didik adalah anak didik yang mendapat pengajaran ilmu.
Secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau individu yang mengalami
perubahan, perkembangan sehingga masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam
membentuk kepribadian serta sebagai bagian dari struktural proses
pendidikan. Dengan kata lain peserta didik adalah seorang individu yang tengah
mengalami fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental
maupun Pikiran.
Sebagai individu yang tengah mengalami fase perkembangan, tentu peserta didik
tersebut masih banyak memerlukan bantuan, bimbingan dan arahan untuk menuju
kesempurnaan. Hal ini dapat di contohkan ketika seorang peserta didik berada
pada usia balita seorang selalu banyak mendapat bantuan dari orang tua ataupun
saudara yang lebih tua. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa peserta didik
merupakan barang mentah (raw material) yang harus diolah dan bentuk sehingga
menjadi suatu produk pendidikan.
Berdasarkan hal tersebut secara singkat dapat dikatakan bahwa setiap peserta
didik memiliki eksistensi atau kehadiran dalam sebuah lingkungan, seperti
halnya sekolah, keluarga, pesantren bahkan dalam lingkungan masyarakat. Dalam
proses ini peserta didik akan banyak sekali menerima bantuan yang mungkin tidak
di sadarinya, sebagai contoh seorang peserta didik mendapatkan buku pelajaran
tertentu yang ia beli dari sebuah toko buku. Dapat anda bayangkan betapa banyak
hal yang telah dilakukan orang lain dalam proses pembuatan dan pendistribusian
buku tersebut, mulai dari pengetikan, penyetakan, hingga penjualan.
Dengan diakuinya keberadaan seorang peserta didik dalam konteks kehadiran dan
ke individuannya, maka tugas dari seorang pendidik adalah memberikan bantuan,
arahan dan bimbingan kepada peserta didik menuju kesempurnaan atau
kedewasaannya sesuai dengan kedewasaannya.
B. Peserta didik normal
Peserta didik secara formal adalah orang yang sedang berada
pada fase pertumbuhan dan
perkembangan baik secara fisik maupun psikis, pertumbuhan dan
perkembangan merupakan ciri dari seseorang peserta didik yang perlu bimbingan
dari seorang pendidik. Pertumbuhan menyangkut fisik, perkembangan menyangkut
psikis.
Dan peserta didik normal,mengikuti pendidikan persekolahan
,dari taman kanak-kanak
(TK),sekolah dasar (SD),sekolah menengah pertama (SMP),sekolah menengah atas (SMA),hingga ke jenjang
perkuliahan.
Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 Peserta didik
adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu.
C.
Lima Komponen Pendidikan
·
Kurikulum
Beberapa
pengertian kurikulum
1. Kurikulum : suatu
rencana yang disusun untuk melancarkan proses berlajar mengajar di bawah
bimbingan dan tanggunga jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf
pengajarnya.
2. Kurikulum : adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah
pengawasan sekolah, jadi selain kegiatan kulikuler yang formal juga kegiatan
yang tak formal.
3. Kurikulum : niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk
rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah.
4. Kurikulum adalah niat dan rencana, proses belajar mengajar
adalah pelaksanaanya. Dalam proses tersebut ada dua subjek yang terlibat yakni
guru dan siswa. Siswa adalah subjek yang dibina dan guru adalah dubjek yang
membina.
5. Curriculum dalam bahasa Yunani kuno berasal dari kata Curir yang
artinya pelari; dan Curere yang artinya tempat berpacu. Curriculum di artikan
jarak yang harus di tempuh oleh pelari. Dari makna yang terkandung berdasarkan
rumusan masalah tersebut kurikulum dalam pendidikan di artikan sebagai sejumlah
mata pelajaran yang harus ditempuh atau disekesaikan anak didik untuk
memperoleh ijasah.
6. Kurikulum adalah program belajar bagi siswa yang disusun secara
sistematis dan logis, di berikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sebagai program belajar, kurikulum adalah niat, rencana atau harapan.
7. Kurikulum adalah hasil belajar yang diniati atau intended
learning out comes.
8. Kurikulum adalah program dan pengalaman belajar serta
hasil-hasil belajar yang di harapkan yang diformulasikan melalui pengetahuan
dan kegiatan yang tersusun secara sistematis, di berikan kepasa siswa di bawah
tanggung jawab sekolah untuk membantu pertumbuhan atau perkembangan pribadi dan
kompetensi social anak didik.
9. Kurikulum adalah rencana atau program belajar dan pengajaran
adalah pelaksanaan atau operasionalisasi dari rencana atau program.
10. Kurukulum adalah alat atau saran untuk mencapai tujuan
pendidikan melalui proses pengajaran.
11. Kurikulum adalah sesuatu yang diinginkan atau dicita-citakan
untuk anak didik. Artinya, hasil belajar yang diinginkan yang diniati agar
dimiliki anak.
·
Bahan
ajar
Bahan Ajar
atau learning material, merupakan materi ajar yang dikemas sebagai bahan untuk
disajikan dalam proses pembelajaran. Bahan pembelajaran dalam penyajiannya
berupa deskripsi yakni berisi tentang fakta-fakta dan prinsip-prinsip, norma
yakni berkaitan dengan aturan, nilai dan sikap, serta seperangkat tindakan/keterampilan
motorik. Dengan demikian, bahan pembelajaran pada dasarnya berisi tentang
pengetahuan, nilai, sikap, tindakan dan keterampilan yang berisi pesan,
informasi, dan ilustrasi berupa fakta, konsep, prinsip, dan proses yang terkait
dengan pokok bahasan tertentu yang diarahkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Dilihat dari aspek fungsi, bahan pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara langsung dan
sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara tidak langsung. Sebagai sumber
belajar yang dimanfaatkan langsung, bahan pembelajaran merupakan bahan ajar
utama yang menjadi rujukan wajib dalam pembelajaran. Contohnya adalah buku
teks, modul, handout, dan bahan-bahan panduan utama lainnya. Bahan pembelajaran
dikembangkan mengacu pada kurikulum yang berlaku, khususnya yang terkait dengan
tujuan dan materi kurikulum seperti kompetensi,
·
Metode
Pengertian Metode Metode merupakan salah satu
strategi atau cara yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar yang
bertujuan yang hendak dicapai, semakin tepat metode yang digunakan oleh seorang
guru maka pembelajaran akan semakin baik. Metode berarti jalan atau cara yang
harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu (Ulih Bukit Karo-Karo, 1985: 7).
Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan
dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran (Nana Sudjana, 1988: 76).
Metode mengajar adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin
dicapai, sehingga semakin baik penggunaan metode mengajar semakin berhasillah
pencapai tujuan, artinya apabila guru dapat memilih metode yang tepat yang
disesuaikan dengan bahan pengajaran, murid, situasi kondisi, media pengajaran
maka semakin berhasillah tujuan pengajaran yang ingin di capai.
·
Peserta
didik
·
Pengertian
Sarana Pendidikan
Sarana dan
prasarana sangat penting dalam dunia pendidikan karena sebagai
alat penggerak suatu pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna
untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam suatu lembaga dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan. Prasarana dan sarana pendidikan
adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolok ukur mutu sekolah dan perlu
peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang cukup canggih.
Pengertian Sarana Pendidikan Menurut Ahli
Menurut
Ibrahim
sarana pendidikan adalah “semua perangkatan
peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses
pendidikan di sekolah”. Wahyuningrum berpendapat bahwa sarana pendidikan adalah
“segala fasilitas yang diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat meliputi
barang bergerak maupun barang tidak bergerak agar tujuan pendidikan tercapai”.
Sarana pendidikan
adalah seluruh perangkat alat, bahan, dan perabot yang secara langsung
digunakan dalam proses pendidikan. Meja dan kursi anak, papan
tulis, alat peraga, buku-buku,
media pendidikan (jika
diperlukan merupakan contoh sarana pendidikan).
Sedangkan pengertian sarana pendidikan menurut (Tim Penyusun Pedoman
Media Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) adalah
semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang
bergerak, maupun tidak bergerak, agar pencapaian tujuan pendidikan dapat
berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien.
Dapat
disimpulkan dari beberapa pendapat di atas, bahwa pengertian sarana pendidikan
adalah segala fasilitas bisa berupa peralatan, bahan dan perabot yang
langsung dipergunakan dalam proses belajar di sekolah.
D. Hakekat Peserta Didik
Sebagaimana yang telah kita
ketahui bersama, bahwasanya pendidikan merupakan suatu hal yang urgen dalam
setiap lini kehidupan. Sebagai wahana untuk membentuk manusia ideal.
Di lain pihak pendidikan merupakan faktor penentu kemajuan suatu negara. Maju
tidaknya suatu negara tergantung dari kualitas pendidikan di dalamnya. Sudah
jelas kiranya bahwasanya pendidikan memang memiliki peranan penting dalam
kehidupan umat manusia.
Anak didik sebagai salah satu komponen pendidikan dalam hal ini memerlukan
perhatian yang cukup serius, terlebih selain sebagai objek juga berkeduduna
sebagai subjek dalam pendidikan. Dengan kedudukan yang demikian maka
keterlibatan anak didik menjadi salah satu faktor penting dalam terlaksananya
proses pendidikan.
Sebagai seseorang yang terkenal
dengan pakar sosiolog, Ibn Khaldun mencoba mendefinisikan anak didik sesuai
tingkat pemahamannya. Dengan latar belakang sosiolog dan juga sejarawan, sedikit
banyaknya memberikan pengaruh dalam usahanya memberikan pandangan terhadap anak
didik. Seperti apa pandangannya? Kami akan mencoba mendiskusikannya.
memiliki sejumlah potensi
(kemampuan) dasar yang masih perlu dikembangkan.
Paradigma di atas menjelaskan bahwasanya manusia / anak didik merupakan subjek
dan objek pendidikan yang memerlukan bimbingan orang lain (pendidik) untuk
membantu mengarahkannya mengembangkan potensi yang dimilikinya, serta
membimbingnya menuju kedewasaan.
Menurut Samsul Nizar (2002) beberapa hakikat peserta didik dan implikasinya
terhadap pendidikan Islam, yaitu :
- Peserta didik bukan merupakan miniatur orang
dewasa, akan tetapi memiliki dunia sendiri.
- Peserta didik adalah manusia yang memiliki
diferensiasi priodesasi perkembangan dan pertumbuhan.
- Peserta didik adalah manusia yang memiliki
kebutuhan, baik yang menyangkut kebutuhan jasmani maupun rohani yang harus
dipenuhi.
- Peserta didik adalah makhluk Allah yang
memiliki perbedaan individual.
- Peserta didik terdiri dari dua unsur utama,
yaitu jasmani dan rohani.
- Peserta didik adalah manusia yang memiliki
potensi (fitrah) yang dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis.
E.Peserta
didik sebagai individu yang berkembang
Pengembangan
Individu Peserta Didik
Perkembangan
(development) adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju.
Pertumbuhan sendiri (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal
jumlah,ukuran dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga berarti sebuah tahapan
perkembangan (a stage of development) (Mc. Leod, 1989).
Adapun
perkembangan adalah proses perubahan kualitati yang mengacu pada mutu fungsi
organ-organ jasmaniah, bukan organ-organ jasmaniahnya itu sendiri. Dengan kata
lain penekanan arti perkembangan itu terletak pada penyempurnaan fungsi
psikologis yang disandang oleh organ-organ fisik.
Ciri Perkembangan
1)
Seumur hidup (life-long) tidak ada periode usia yang mendominasi perkembangan.
2)
Multidimentional terdiri atas biologis – kognitif –sosial; bahkan dalam satu
dimensi terdapat banyak komponen misalnya: inteligensi :-inteligensi abstrak,
inteligensi non verbal, inteligensi sosial dsb.
3)
Multidirectional beberapa komponen dari suatu dimensi dapat meningkat dalam
pertumbuhan, sementara komponen lain menurun. Misalnya : orang dewasa tua dapat
semakin arif – tapi kecepatan memproses informasi lebih buruk.
4)
Lentur (elastis) bergantung pada kondisi kehidupan individu.
Secara
rincinya bila dilihat dari fisik & psikis:
- Terjadi
perubahan : fisik: perubahan tinggi/berat badan/organ-organ tubuh lain :
psikis: bertambahnya perbendaharaan kata – matangnya kemampuan
berpikir-mengingat & menggunakan imajinasi kreatifnya
- Perubahan
dalam proporsi fisik: proporsi tubuh berubah sesuai dengan fase
perkembangannya ; psikis : perubahan imajinasi dari fantasi ->realitas,
perhatiannya dari dirinya sendiri orang lain/kelompok teman sebaya.
- Lenyapnya
tanda-tanda lama. Fisik : lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar kanak-2) yg
terletak pada bagian dada, kelenjar pineal pada bagian bawah otak , gigi
susu & rambut-rambut halus. Psikis: masa mengoceh/meraban-gerak gerik
kanak-kanak, merangkak-perilaku impulsive (dorongan untuk bertindak
sebelum berpikir)
- Diperoleh
tanda-tanda baru. Untu fisik: pergantian gigi, karakteristik seks padd
usia remaja, perubahan anggota tubuh dan menstruasi/mimpi basah. Untuk
psikis: rasa ingin tahu terutama yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan,
seks, nilai moral, keyakinan beragama.
Prinsip-Prinsip Perkembangan
Secara
garis besar perkembangan itu memiliki prinsip antara lain:
- Perkembangan
itu mengikuti pola-pola tertentu dan berlangsung secara teratur. Dalam hal
ini perkembangan mulai dari kepala ke kaki, dan dari pusat ke
bagian-bagian.
- Pertumbuhan
dan perkembangan tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi berlangsung
berangsur-angsur secara teratur dan terus menerus.
- Suatu
tingkat perkembangan dipengaruhi oleh sifat perkembangan sebelumnya.
Terlambatnya suatu tingkat perkembangan, akan menghambat pula perkembangan
pada tingkat berikutnya. Sebaliknya sukses dalam suatu tingkat
perkembangan, akn sukses pula pada perkembangan berikutnya.
- Perkembangan
itu antara anak satu berbeda dengan anak yang lain, baik dalam
perkembangan masing-masing organ/aspek kejiwaannnya maupun cepat atau
lambatnya perkembangan tersebut.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Secara
garis besar, pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dapat digolongkan menjadi
tiga golongan, yaitu
a)
Aliran Nativisme
Menurut
aliran ini bahwa perkembangan individu itu semata-mata ditentukan oleh
faktor-faktor yang dibawa sejak lahir (natus = lahir). Anak sejak lahir
membawa sifat-sifat dan dasar-dasar tertentu yang dinamakan sifat pembawaan.
Para ahli yang mengikuti paham ini biasanya menunjukkan berbagai
kesamaan/kemiripan antara orangtua dengan anak-anaknya. Misalnya kalau ayahnya
ahli musik maka anaknya juga akan menjadi ahli musik, ayahnya seorang ahli
fisika maka anaknya juga akan menjadi ahli fisika. Keistimewaan-keistimewaan
yang dimiliki oleh orangtua juga dimiliki oleh anaknya.
Sifat
pembawaan tersebut mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan
individu. Pendidikan dan lingkungan hampir-hampir tidak ada pengaruhnya
terhadap perkembangan anak. Akibatnya para ahli pengikut aliran ini
berpandangan pesimistis terhadap pengaruh pendidikan. Tokoh aliran ini ialah
Schopenhauer dan Lombroso.
b)
Aliran Empirisme
Menurut
aliran ini bahwa perkembangan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor
dari luar/lingkungan. Sedangkan pembawaan tidak memiliki peranan sama sekali. Tokoh
aliran ini ialah John Locke (1632 – 1704) yang terkenal dengan teori “Tabularasa”.
Ia mengatakan bahwa anak lahir seperti kertas putih yang belum mendapat coretan
sedikitpun, akan dijadikan apa
Aliran empirisme menimbulkan optimisme dalam bidang pendidikan. Segala sesuatu
yang terdapat pada jiwa manusia dapat diubah oleh pendidikan. Watak, sikap dan
tingkah laku manusia dapat diubah oleh pendidikan. Pendidikan dipandang
mempunyai pengaruh yang tidak terbatas.
Keburukan yang timbul dari pandangan ini adalah anak tidak diperlakukan sebagai
anak, tetapi diperlakukan semata-mata menurut keinginan orang dewasa. Pribadi
anak sering diabaikan dan kepentingannnya dilalaikan.
c)
Aliran Konvergensi
Menurut
aliran ini bahwa manusia dalam perkembangan hidupnya dipengaruhi oleh
bakat/pembawaan dan lingkungan atau dasar dan ajar. Manusia lahir telah membawa
benih-benih tertentu dan bisa berkembang karena pengaruh lingkungan. Aliran ini
dipelopori oleh W. Stern.
Pada
umumhnya paham inilah yang sekarang banyak diikuti oleh para ahli pendidikan
dan psikologi, walaupun banyak juga kritik yang dilancarkan terhadap paham ini.
Salah satu kritik ialah Stern tidak dapat dengan pasti menunjukkan perbandingan
kekuatan dua pengaruh itu.
Dengan
demikian pendidikan harus mengusahakan agar benih-benih yang baik dapat
berkembang secara optimal dan benih-benih yang jelek ditekan sekuat
mungkin sehingga tidak dapat berkembang.
Aspek– Aspek Perkembangan Remaja
Semua
individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik fisik maupun psikis
yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama.
(a)
Perkembangan Fisik
Dalam
perkembangan remaja, perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik. Tubuh
berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai
dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Dalam perkembangan seksualitas
remaja, ditandai dengan ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder.
Ciri– ciri seks primer :
(1)
Remaja pria
Ditandai
dengan sangat cepatnya pertumbuhan statis pada tahun pertama dan kedua,
kemudian pada tahun berikutnya tumbuh lebih lambat dan akan mencapai ukuran
pada usia 20– 21 tahun. Matangnya organ– organ seks yang memungkinkan remaja
pria yang berusia sekitar 14– 15 tahun mengalami mimpi basah.
(2)
Remaja wanita
Ditandai
dengan tumbuhnya rahim, vagina dan ovarium (indung telur). Ovarium menghasilkan
ovum dan mengeluarkan hormon- hormon yang diperlukan untuk kehamilan,
menstruasi dan perkembangan seks sekunder. Pada usia 11– 15 tahun, menstruasi
pertama sering ditandai dengan sakit kepala, sakit pinggang, kadang kejang,
lelah, depresi dan mudah tersinggung.
(b)
Perkembangan Psikis
1.
Aspek Intektual
Perkembangan
intelektual (kognitif) pada remaja bermula pada umur 11 atau 12 tahun. Remaja
tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit, remaja mulai mampu
berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari realitas.
Bagaimana dunia ini tersusun tidak lagi dilihat sebagai satu-satunya alternatif
yang mungkin terjadi, misalnya aturan-aturan dari orang tua, status remaja
dalam kelompok sebayanya dan aturan-aturan yang diberlakukan padanya tidak lagi
dipandang sebagai hal-hal yang mungkin berubah.
F. Aktivitas
peserta didik dalam kegiatan pendidikan
·
Belajar
·
Melihat
apa yang dilakukan oleh si pendidik saat menerangkan materi
·
Mendengarkan
materi yang di sampaikan oleh si pendidik
·
Mendiskusikan
ulang materi yang sudah di sampaikan oleh si pendidik
Mengerjakan tugas yang Aktivitas
belajar banyak macamnya. Para ahli mencoba mengadakan klasifikasi, antara lain
Paul D. Dierich membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok, sebagai berikut:
a. Kegiatan-kegiatan visual : membaca, melihat gambar- gambar, mengamati
eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja atau bermain.
b. Kegiatan-kegiatan lisan (oral) : Mengemukakan fakta atau prinsip,
menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran,
mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi.
c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan : Mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan
instrumen musik, mendengarkan siaran radio.
d. Kegiatan-kegiatan menulis : Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa
karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa, atau rangkuman, mengerjakan tes,
mengisi angket.
e. Kegiatan-kegiatan menggambar : Menggambar, membuat grafik, diagram,
peta, pola.
f. Kegiatan-kegiatan metrik : Melakukan percobaan, memilih alat- alat,
melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari,
berkebun.
g.
Kegiatan-kegiatan mental : Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah,
menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan- hubungan, membuat keputusan
BAB.III
Kesimpulan
Dari
uraian makalah kami di atas, dapat disimpulkan bahwa di antara komponen terpenting
dalam pendidikan adalah pesera didik.
Dalam perspektif pendidikan .peserta didik merupakan subjek dan objek. Oleh
karenanya, aktivitas kependidikan tidak akan terlaksana tanpa keterlibatan
peserta didik di dalamnya. Dalam paradigma pendidikan .peserta didik merupakan
orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi (kemampuan) dasar yang
masih perlu dikembangkan. Di sini, peserta didik merupakan makhluk Allah yang
memiliki fithrah jasmani maupun rohani yang belum mencapai taraf
kematangan.
Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, penyusun menyarankan setiap calon pendidik
dapat memahami konsep perkembangan sosial peserta didiknya. Bagi peserta didik harus
senantiasa menjalankan kewajiban-kewajiban dan etika-etika yang ada dalam
menuntut ilmu, supaya dalam menuntut ilmu mendapatkan kemudahan dan dapat
tercapai apa tujuan dari peserta didik itu sendiri.
PENUTUP
Demikianlah
pemaparan makalah dari kami, semoga bisa membawa manfaat bagi kita semua. Kami
mengakui bahwa makalah kami masih banyak kesalahan, oleh karena itu kami
meminta ma’af yang sedalam-dalamnya. Selanjutnya kritik dan saran dari para
saudara tercinta sangat kami butuhkan demi perbaikan makalah ini.
Daftar pustaka
Sunarto & Hartono. 1995. Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Abu
Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1991
Prof.
Dr. Umar Tirtarahardja dan Drs. La Sulo, pengantar
pendidikan,Depdikbud, Dirjen Dikti,Jakarta,2006.
Tim
Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar
Dasar-Dasar Kependidikan, Penerbit Usaha Nasional Surabaya,1998.