Kamis, 11 April 2013

makalah landasan ilmu pendidikan


“MAKALAH LANDASAN ILMU PENDIDIKAN”
PESERTA DIDIK (NORMAL)
Dra.Rezkini Alwin Batubara,MPd


Disusun oleh:
Dwi pusparini:    1201145034
                  


PROGRAM STUDY PENDIDIKAN BIOLOGI 1A
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR HAMKA
JAKARTA 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar belakang
Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya peserta didik, peserta didik merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pendidikan, sebab seseorang tidak bisa dikatakan sebagai pendidik apabila tidak ada yang di didiknya.
Peserta didik adalah orang yang memiliki potensi dasar, yang perlu dikembangkan melalui pendidikan, baik secara fisik maupun psikis, baik pendidikan itu di lingkungan keluarga, sekolah maupun di lingkungan masyarakat dimana anak tersebut berada.
Sebagai peserta didik juga harus memahami hak dan kewajibanya serta melaksanakanya. Hak adalah sesuatu yang harus diterima oleh peserta didik, sedangkan kewajiaban adalah sesuatu yang wajib dilakukan atau dilaksanakan oleh peserta didik.
Namun itu semua tidak terlepas dari keterlibatan pendidik, karena seorang pendidik harus memahami dan memberikan pemahaman tentang dimensi-dimensi yang terdapat didalam diri peserta didik terhadap peserta didik itu sendiri, kalau seorang pendidik tidak mengetahui dimensi-dimensi tersebut, maka potensi yang dimiliki oleh peserta didik tersebut akan sulit dikembangkan, dan peserta didikpun juga mengenali potensinya.













BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Peserta Didik

            Secara etimologi peserta didik adalah anak didik yang mendapat pengajaran ilmu. Secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau individu yang mengalami perubahan, perkembangan sehingga masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk kepribadian serta  sebagai bagian dari struktural proses pendidikan. Dengan kata lain peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun Pikiran.
            Sebagai individu yang tengah mengalami fase perkembangan, tentu peserta didik tersebut masih banyak memerlukan bantuan, bimbingan dan arahan untuk menuju kesempurnaan. Hal ini dapat di contohkan ketika seorang peserta didik berada pada usia balita seorang selalu banyak mendapat bantuan dari orang tua ataupun saudara yang lebih tua. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa peserta didik merupakan barang mentah (raw material) yang harus diolah dan bentuk sehingga menjadi suatu produk pendidikan.
            Berdasarkan hal tersebut secara singkat dapat dikatakan bahwa setiap peserta didik memiliki eksistensi atau kehadiran dalam sebuah lingkungan, seperti halnya sekolah, keluarga, pesantren bahkan dalam lingkungan masyarakat. Dalam proses ini peserta didik akan banyak sekali menerima bantuan yang mungkin tidak di sadarinya, sebagai contoh seorang peserta didik mendapatkan buku pelajaran tertentu yang ia beli dari sebuah toko buku. Dapat anda bayangkan betapa banyak hal yang telah dilakukan orang lain dalam proses pembuatan dan pendistribusian buku tersebut, mulai dari pengetikan, penyetakan, hingga penjualan.
              Dengan diakuinya keberadaan seorang peserta didik dalam konteks kehadiran dan ke individuannya, maka tugas dari seorang pendidik adalah memberikan bantuan, arahan dan bimbingan kepada peserta didik menuju kesempurnaan atau kedewasaannya sesuai dengan kedewasaannya.


B. Peserta didik normal

Peserta didik secara formal adalah orang yang sedang berada pada fase pertumbuhan dan                   perkembangan baik secara fisik maupun psikis, pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri dari seseorang peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik. Pertumbuhan menyangkut fisik, perkembangan menyangkut psikis.
Dan peserta didik normal,mengikuti pendidikan persekolahan ,dari taman kanak-kanak                          (TK),sekolah dasar (SD),sekolah menengah pertama (SMP),sekolah  menengah atas (SMA),hingga ke jenjang perkuliahan.
Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.



















C. Lima Komponen Pendidikan
·        Kurikulum
Beberapa pengertian kurikulum      

 1. Kurikulum : suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses berlajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggunga jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.
2. Kurikulum : adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan sekolah, jadi selain kegiatan kulikuler yang formal juga kegiatan yang tak formal.
3. Kurikulum : niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah.
4. Kurikulum adalah niat dan rencana, proses belajar mengajar adalah pelaksanaanya. Dalam proses tersebut ada dua subjek yang terlibat yakni guru dan siswa. Siswa adalah subjek yang dibina dan guru adalah dubjek yang membina.
5. Curriculum dalam bahasa Yunani kuno berasal dari kata Curir yang artinya pelari; dan Curere yang artinya tempat berpacu. Curriculum di artikan jarak yang harus di tempuh oleh pelari. Dari makna yang terkandung berdasarkan rumusan masalah tersebut kurikulum dalam pendidikan di artikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau disekesaikan anak didik untuk memperoleh ijasah.
6. Kurikulum adalah program belajar bagi siswa yang disusun secara sistematis dan logis, di berikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program belajar, kurikulum adalah niat, rencana atau harapan.
7. Kurikulum adalah hasil belajar yang diniati atau intended learning out comes.
8. Kurikulum adalah program dan pengalaman belajar serta hasil-hasil belajar yang di harapkan yang diformulasikan melalui pengetahuan dan kegiatan yang tersusun secara sistematis, di berikan kepasa siswa di bawah tanggung jawab sekolah untuk membantu pertumbuhan atau perkembangan pribadi dan kompetensi social anak didik.
9. Kurikulum adalah rencana atau program belajar dan pengajaran adalah pelaksanaan atau operasionalisasi dari rencana atau program.
10. Kurukulum adalah alat atau saran untuk mencapai tujuan pendidikan melalui proses pengajaran.
11. Kurikulum adalah sesuatu yang diinginkan atau dicita-citakan untuk anak didik. Artinya, hasil belajar yang diinginkan yang diniati agar dimiliki anak.
·         Bahan ajar
Bahan Ajar atau learning material, merupakan materi ajar yang dikemas sebagai bahan untuk disajikan dalam proses pembelajaran. Bahan pembelajaran dalam penyajiannya berupa deskripsi yakni berisi tentang fakta-fakta dan prinsip-prinsip, norma yakni berkaitan dengan aturan, nilai dan sikap, serta seperangkat tindakan/keterampilan motorik. Dengan demikian, bahan pembelajaran pada dasarnya berisi tentang pengetahuan, nilai, sikap, tindakan dan keterampilan yang berisi pesan, informasi, dan ilustrasi berupa fakta, konsep, prinsip, dan proses yang terkait dengan pokok bahasan tertentu yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dilihat dari aspek fungsi, bahan pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara langsung dan sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara tidak langsung. Sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan langsung, bahan pembelajaran merupakan bahan ajar utama yang menjadi rujukan wajib dalam pembelajaran. Contohnya adalah buku teks, modul, handout, dan bahan-bahan panduan utama lainnya. Bahan pembelajaran dikembangkan mengacu pada kurikulum yang berlaku, khususnya yang terkait dengan tujuan dan materi kurikulum seperti kompetensi,

·         Metode
  Pengertian Metode Metode merupakan salah satu strategi atau cara yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar yang bertujuan yang hendak dicapai, semakin tepat metode yang digunakan oleh seorang guru maka pembelajaran akan semakin baik. Metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu (Ulih Bukit Karo-Karo, 1985: 7). Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran (Nana Sudjana, 1988: 76). Metode mengajar adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai, sehingga semakin baik penggunaan metode mengajar semakin berhasillah pencapai tujuan, artinya apabila guru dapat memilih metode yang tepat yang disesuaikan dengan bahan pengajaran, murid, situasi kondisi, media pengajaran maka semakin berhasillah tujuan pengajaran yang ingin di capai.
·         Peserta didik
·         Pengertian Sarana Pendidikan
Sarana dan prasarana sangat penting dalam dunia pendidikan karena sebagai alat penggerak suatu pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu lembaga dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Prasarana dan sarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolok ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih.

Pengertian Sarana Pendidikan Menurut Ahli

Menurut  Ibrahim  sarana pendidikan adalah “semua perangkatan peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah”. Wahyuningrum berpendapat bahwa sarana pendidikan adalah “segala fasilitas yang diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat meliputi barang bergerak maupun barang tidak bergerak agar tujuan pendidikan tercapai”.
Sarana pendidikan adalah seluruh perangkat alat, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan.  Meja dan  kursi anak, papan tulis, alat  peraga, buku-buku,  media  pendidikan  (jika  diperlukan  merupakan contoh  sarana  pendidikan).

Sedangkan pengertian sarana pendidikan menurut (Tim Penyusun Pedoman Media Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak, maupun tidak bergerak, agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien.
Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat di atas, bahwa pengertian sarana pendidikan  adalah segala fasilitas bisa berupa peralatan, bahan dan perabot yang langsung  dipergunakan dalam proses belajar di sekolah.

D. Hakekat Peserta Didik

Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, bahwasanya pendidikan merupakan suatu hal yang urgen dalam setiap lini kehidupan. Sebagai wahana untuk membentuk manusia ideal.
Di lain pihak pendidikan merupakan faktor penentu kemajuan suatu negara. Maju tidaknya suatu negara tergantung dari kualitas pendidikan di dalamnya. Sudah jelas kiranya bahwasanya pendidikan memang memiliki peranan penting dalam kehidupan umat manusia.
Anak didik sebagai salah satu komponen pendidikan dalam hal ini memerlukan perhatian yang cukup serius, terlebih selain sebagai objek juga berkeduduna sebagai subjek dalam pendidikan. Dengan kedudukan yang demikian maka keterlibatan anak didik menjadi salah satu faktor penting dalam terlaksananya proses pendidikan.
Sebagai seseorang yang terkenal dengan pakar sosiolog, Ibn Khaldun mencoba mendefinisikan anak didik sesuai tingkat pemahamannya. Dengan latar belakang sosiolog dan juga sejarawan, sedikit banyaknya memberikan pengaruh dalam usahanya memberikan pandangan terhadap anak didik. Seperti apa pandangannya? Kami akan mencoba mendiskusikannya.
memiliki sejumlah potensi (kemampuan) dasar yang masih perlu dikembangkan.
Paradigma di atas menjelaskan bahwasanya manusia / anak didik merupakan subjek dan objek pendidikan yang memerlukan bimbingan orang lain (pendidik) untuk membantu mengarahkannya mengembangkan potensi yang dimilikinya, serta membimbingnya menuju kedewasaan.
Menurut Samsul Nizar (2002) beberapa hakikat peserta didik dan implikasinya terhadap pendidikan Islam, yaitu :
  1. Peserta didik bukan merupakan miniatur orang dewasa, akan tetapi memiliki dunia sendiri.
  2. Peserta didik adalah manusia yang memiliki diferensiasi priodesasi perkembangan dan pertumbuhan.
  3. Peserta didik adalah manusia yang memiliki kebutuhan, baik yang menyangkut kebutuhan jasmani maupun rohani yang harus dipenuhi.
  4. Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan individual.
  5. Peserta didik terdiri dari dua unsur utama, yaitu jasmani dan rohani.
  6. Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi (fitrah) yang dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis.
E.Peserta didik sebagai individu yang berkembang
Pengembangan Individu Peserta Didik 
Perkembangan (development) adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan sendiri (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah,ukuran dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga berarti sebuah tahapan perkembangan (a stage of development) (Mc. Leod, 1989).
Adapun perkembangan adalah proses perubahan kualitati yang mengacu pada mutu fungsi organ-organ jasmaniah, bukan organ-organ jasmaniahnya itu sendiri. Dengan kata lain penekanan arti perkembangan itu terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang disandang oleh organ-organ fisik.

 Ciri Perkembangan
1)     Seumur hidup (life-long) tidak ada periode usia yang mendominasi perkembangan.
2)     Multidimentional terdiri atas biologis – kognitif –sosial; bahkan dalam satu dimensi terdapat banyak komponen misalnya: inteligensi :-inteligensi abstrak, inteligensi non verbal, inteligensi sosial dsb.
3)     Multidirectional beberapa komponen dari suatu dimensi dapat meningkat dalam pertumbuhan, sementara komponen lain menurun. Misalnya : orang dewasa tua dapat semakin arif – tapi kecepatan memproses informasi lebih buruk.
4)     Lentur (elastis)  bergantung pada kondisi kehidupan individu.

Secara rincinya bila dilihat dari fisik & psikis:
  1. Terjadi perubahan : fisik: perubahan tinggi/berat badan/organ-organ tubuh lain : psikis: bertambahnya perbendaharaan kata – matangnya kemampuan berpikir-mengingat & menggunakan imajinasi kreatifnya
  2. Perubahan dalam proporsi  fisik: proporsi tubuh berubah sesuai dengan fase perkembangannya ; psikis : perubahan imajinasi dari fantasi ->realitas, perhatiannya dari dirinya sendiri orang lain/kelompok teman sebaya.
  3. Lenyapnya tanda-tanda lama. Fisik : lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar kanak-2) yg terletak pada bagian dada, kelenjar pineal pada bagian bawah otak , gigi susu & rambut-rambut halus. Psikis: masa mengoceh/meraban-gerak gerik kanak-kanak, merangkak-perilaku impulsive (dorongan untuk bertindak sebelum berpikir)
  4. Diperoleh tanda-tanda baru. Untu fisik: pergantian gigi, karakteristik seks padd usia remaja, perubahan anggota tubuh dan menstruasi/mimpi basah. Untuk psikis: rasa ingin tahu terutama yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, seks, nilai moral, keyakinan beragama.

      Prinsip-Prinsip Perkembangan
Secara garis besar perkembangan itu memiliki prinsip antara lain:
  1. Perkembangan itu mengikuti pola-pola tertentu dan berlangsung secara teratur. Dalam hal ini perkembangan mulai dari kepala ke kaki, dan dari pusat ke bagian-bagian.
  2. Pertumbuhan dan perkembangan tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi berlangsung berangsur-angsur secara teratur dan terus menerus.
  3. Suatu tingkat perkembangan dipengaruhi oleh sifat perkembangan sebelumnya. Terlambatnya suatu tingkat perkembangan, akan menghambat pula perkembangan pada tingkat berikutnya. Sebaliknya sukses dalam suatu tingkat perkembangan, akn sukses pula pada perkembangan berikutnya.
  4. Perkembangan itu antara anak satu berbeda dengan anak yang lain, baik dalam perkembangan masing-masing organ/aspek kejiwaannnya maupun cepat atau lambatnya perkembangan tersebut.
     Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Secara garis besar, pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu
a)     Aliran Nativisme
Menurut aliran ini bahwa perkembangan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir (natus = lahir). Anak sejak lahir membawa sifat-sifat dan dasar-dasar tertentu yang dinamakan sifat pembawaan. Para ahli yang mengikuti paham ini biasanya menunjukkan berbagai kesamaan/kemiripan antara orangtua dengan anak-anaknya. Misalnya kalau ayahnya ahli musik maka anaknya juga akan menjadi ahli musik, ayahnya seorang ahli fisika maka anaknya juga akan menjadi ahli fisika. Keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki oleh orangtua juga dimiliki oleh anaknya.
Sifat pembawaan tersebut mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan individu. Pendidikan dan lingkungan hampir-hampir tidak ada pengaruhnya terhadap perkembangan anak. Akibatnya para ahli pengikut aliran ini berpandangan pesimistis terhadap pengaruh pendidikan. Tokoh aliran ini ialah Schopenhauer dan Lombroso.

b)    Aliran Empirisme
Menurut aliran ini bahwa perkembangan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor dari luar/lingkungan. Sedangkan pembawaan tidak memiliki peranan sama sekali. Tokoh aliran ini ialah John Locke (1632 – 1704) yang terkenal dengan teori “Tabularasa”. Ia mengatakan bahwa anak lahir seperti kertas putih yang belum mendapat coretan sedikitpun, akan dijadikan apa
Aliran empirisme menimbulkan optimisme dalam bidang pendidikan. Segala sesuatu yang terdapat pada jiwa manusia dapat diubah oleh pendidikan. Watak, sikap dan tingkah laku manusia dapat diubah oleh  pendidikan. Pendidikan dipandang mempunyai pengaruh yang tidak terbatas.
Keburukan yang timbul dari pandangan ini adalah anak tidak diperlakukan sebagai anak, tetapi diperlakukan semata-mata menurut keinginan orang dewasa. Pribadi anak sering diabaikan dan kepentingannnya dilalaikan.

c)     Aliran Konvergensi
Menurut aliran ini bahwa manusia dalam perkembangan hidupnya dipengaruhi oleh bakat/pembawaan dan lingkungan atau dasar dan ajar. Manusia lahir telah membawa benih-benih tertentu dan bisa berkembang karena pengaruh lingkungan. Aliran ini dipelopori oleh W. Stern.
Pada umumhnya paham inilah yang sekarang banyak diikuti oleh para ahli pendidikan dan psikologi, walaupun banyak juga kritik yang dilancarkan terhadap paham ini. Salah satu kritik ialah Stern tidak dapat dengan pasti menunjukkan perbandingan kekuatan dua pengaruh itu.
Dengan demikian pendidikan harus mengusahakan agar benih-benih yang baik dapat berkembang secara optimal dan benih-benih yang jelek  ditekan sekuat mungkin sehingga tidak dapat berkembang.

       Aspek– Aspek Perkembangan Remaja
Semua individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik fisik maupun psikis yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama.
(a)       Perkembangan Fisik
Dalam perkembangan remaja, perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik. Tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder. Ciri– ciri seks primer :
(1) Remaja pria
Ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan statis pada tahun pertama dan kedua, kemudian pada tahun berikutnya tumbuh lebih lambat dan akan mencapai ukuran pada usia 20– 21 tahun. Matangnya organ– organ seks yang memungkinkan remaja pria yang berusia sekitar 14– 15 tahun mengalami mimpi basah.
(2) Remaja wanita
Ditandai dengan tumbuhnya rahim, vagina dan ovarium (indung telur). Ovarium menghasilkan ovum dan mengeluarkan hormon- hormon yang diperlukan untuk kehamilan, menstruasi dan perkembangan seks sekunder. Pada usia 11– 15 tahun, menstruasi pertama sering ditandai dengan sakit kepala, sakit pinggang, kadang kejang, lelah, depresi dan mudah tersinggung.

(b)      Perkembangan Psikis
1. Aspek Intektual
Perkembangan intelektual (kognitif) pada remaja bermula pada umur 11 atau 12 tahun. Remaja tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit, remaja mulai mampu berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari realitas. Bagaimana dunia ini tersusun tidak lagi dilihat sebagai satu-satunya alternatif yang mungkin terjadi, misalnya aturan-aturan dari orang tua, status remaja dalam kelompok sebayanya dan aturan-aturan yang diberlakukan padanya tidak lagi dipandang sebagai hal-hal yang mungkin berubah. 


F. Aktivitas peserta didik dalam kegiatan pendidikan
·         Belajar
·         Melihat apa yang dilakukan oleh si pendidik saat menerangkan materi
·         Mendengarkan materi yang di sampaikan oleh si pendidik
·         Mendiskusikan ulang materi yang sudah di sampaikan oleh si pendidik
Mengerjakan tugas yang Aktivitas belajar banyak macamnya. Para ahli mencoba mengadakan klasifikasi, antara lain Paul D. Dierich membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok, sebagai berikut:
a. Kegiatan-kegiatan visual : membaca, melihat gambar- gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja atau bermain.
b. Kegiatan-kegiatan lisan (oral) : Mengemukakan fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi.
c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan : Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio.
d. Kegiatan-kegiatan menulis : Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa, atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket.
e. Kegiatan-kegiatan menggambar : Menggambar, membuat grafik, diagram, peta, pola.
f. Kegiatan-kegiatan metrik : Melakukan percobaan, memilih alat- alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, berkebun.
g. Kegiatan-kegiatan mental : Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan- hubungan, membuat keputusan


























BAB.III

Kesimpulan
Dari uraian makalah kami di atas, dapat disimpulkan bahwa di antara komponen terpenting dalam pendidikan  adalah pesera didik. Dalam perspektif pendidikan .peserta didik merupakan subjek dan objek. Oleh karenanya, aktivitas kependidikan tidak akan terlaksana tanpa keterlibatan peserta didik di dalamnya. Dalam paradigma pendidikan .peserta didik merupakan orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi (kemampuan) dasar yang masih perlu dikembangkan. Di sini, peserta didik merupakan makhluk Allah yang memiliki fithrah jasmani maupun rohani yang belum mencapai taraf kematangan.
Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, penyusun menyarankan setiap calon pendidik dapat memahami konsep perkembangan sosial peserta didiknya. Bagi peserta didik harus senantiasa menjalankan kewajiban-kewajiban dan etika-etika yang ada dalam menuntut ilmu, supaya dalam menuntut ilmu mendapatkan kemudahan dan dapat tercapai apa tujuan dari peserta didik itu sendiri.

PENUTUP
Demikianlah pemaparan makalah dari kami, semoga bisa membawa manfaat bagi kita semua. Kami mengakui bahwa makalah kami masih banyak kesalahan, oleh karena itu kami meminta ma’af yang sedalam-dalamnya. Selanjutnya kritik dan saran dari para saudara tercinta sangat kami butuhkan demi perbaikan makalah ini.





Daftar pustaka

 Sunarto & Hartono. 1995. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:  Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1991
Prof. Dr. Umar Tirtarahardja dan Drs. La Sulo, pengantar pendidikan,Depdikbud, Dirjen Dikti,Jakarta,2006.
Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan, Penerbit Usaha Nasional Surabaya,1998.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar